Sumbar
Aktivis pencinta hutan asal Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Yapparudin MJ, yang mendapat undangan dan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKHK) RI empat tahun lalu, tempat nya tahun 2019, diakui atas kontribusinya dalam menjaga hutan di wilayah Kabupaten Persis Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, telah memberikan piagam penghargaan kepada aktifis muda asal Kabupaten Pessel yang berjasa dalam menjaga lingkungan hidup dan kehutanan, dan atas kepeduliannya melapor bila terjadi kerusakan hutan dan lingkungan, serta keinginan kuat untuk menjadi penjaga hutan.
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas upaya dan kontribusi aktivis dalam menjaga kelestarian hutan dan lingkungan hidup di wilayah Pessel penyangga Taman Nasional (TN) Kerinci Seblat.
Yapruddin MJ, mengungkapkan dia terjun menjadi penjaga hutan karena panggilan hati untuk melindungi lingkungan hidup dan hutan. Meskipun ada banyak rintangan dan tekanan, saya tetap teguh dalam menjalankannya. “ungkapnya.
Yapruddin, seorang aktivis pencinta hutan asal Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, memulai perjalanannya dalam menjaga hutan pada tahun 2010. Ia tergerak untuk melindungi lingkungan hidup dan hutan karena kepeduliannya terhadap kelestarian alam.
Dengan dedikasi dan komitmen yang kuat, Yapruddin telah menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam menjaga hutan dan lingkungan hidup. Ia juga telah menerima penghargaan atas upayanya dalam menjaga hutan, termasuk piagam penghargaan dari Gubernur Sumatera Barat, Irwan, pada tahun 2019.
Yapruddin MJ, menceritakan sebelum saya lahir dan menginjak usia remaja dan dewasa’ persoalan Kawasan Hutan Konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) perkiraan awal tahun 1980 an aktivitas kegiatan Illegal logging dan perburuan satwa liar dan kegiatan Illegal didalam Kawasan Hutan Konservasi alam ini sudah berlangsung lama dan menahun.
“Tahun 2010 – 2014 kami memulai membentuk sebuah gagasan dan pemikiran kecil untuk menyelamatkan bentang alam di Sumatera Barat yaitu membentuk sebuah komunitas organisasi PHBN (Pengamanan Hutan Berbasis Nagari) yang anggotanya terdiri berbagai profesi dan pekerjaan, lalu kami membentuk Tim dan tugas-tugas masing, sesudah terbentuk kami menghadap ke Kecamatan, gayung bersambut, pihak Kecamatan menyambut baik kegiatan dan gagasan kami untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat Pekerjaan mulia dan positif didalam menjalankan aktivitas kegiatan langkah kecil menyelamatkan ekosistem hutan dan lingkungan hidup di Tapan.”Kata Yapparudin.
Hari demi hari kami lalui bersama melakukan aktivitas kegiatan investigasi terkait isu-isu strategis tentang lingkungan dan kawasan hutan (Konservasi) di perbatasan Sumbar – Jambi.
“Kami membangun dan membentuk Posko PHBN TAPAN di Nagari Sako Tapan, memulai membangun jaringan antar lembaga dan komunikasi lintas generasi muda baik dari Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Jambi.
Membuka komunikasi lintas Stack Holder dari berbagai Lembaga NGO Nasional dan lini Pemerintah Daerah ataupun Pemerintah Pusat terkait kegiatan kami didalam Menjalankan aktivitas kegiatan sehari-hari di sambut baik’ bersinergi dan kolaborasi untuk kemaslahatan masyarakat luas.
Beriringan dengan waktu hari demi hari kami memulai aktivitas kegiatan sehari-hari memonitor perkembangan lapangan bersama Tim PHBN TAPAN melakukan Investigasi lapangan dan pengumpulan data – data dokumentasi hari’ demi hari, bulan Ketahun kami jalankan bersama Tim PHBN TAPAN Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.
Dengan kepercayaan diri dan keikhlasan kepada Allah SWT kami yakini pekerjaan di dunia Konservasi Alam ini adalah pekerjaan mulia dan berpahala besar menyelamatkan ekosistem ciptaan sang pencipta. Berbagai pertemuan dan pelatihan kami ikuti baik di tingkat tapak maupun di tingkat Kabupaten dan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi bahkan sampai ke tingkat Nasional.”Ungkap Yapparudin MJ, Sabtu 22 November 2025 pada media. (Tim/Red)

