Mesuji infoberitakorups.my.id
Polemik seputar klarifikasi Sekretaris Daerah Mesuji terkait status mantan Bupati Khamami yang kembali jadi sorotan publik, mengundang tanda tanya besar terhadap sikap para anggota DPRD Mesuji. Hingga kini, belum satu pun dari wakil rakyat tersebut memberikan pernyataan resmi atau bersikap atas kegaduhan yang terjadi. Selasa [24/06/25]
Publik menanti suara parlemen daerah. Sebagai lembaga representatif rakyat, DPRD Mesuji semestinya hadir di tengah pusaran isu yang menjadi buah bibir masyarakat. Apalagi jika menyangkut nama besar dan masa lalu kepemimpinan daerah yang masih membekas kuat di ingatan warga.
“Jangan hanya ramai ketika pemilu atau saat ada agenda seremonial. Saat seperti inilah seharusnya anggota dewan menunjukkan keberpihakan dan keberanian bersikap,” ujar seorang tokoh masyarakat Mesuji yang enggan disebutkan namanya.
Diamnya anggota DPRD Mesuji menimbulkan kesan bahwa mereka enggan mengambil risiko atau bahkan terkesan cuci tangan. Padahal, klarifikasi yang disampaikan Sekda dalam forum resmi justru telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Terlebih karena nama Khamami masih menjadi simbol pro dan kontra yang kental di Mesuji.
Publik menuntut kejelasan, bukan sekadar wacana atau basa-basi politik. DPRD sebagai wakil rakyat harus keluar dari zona nyaman dan tidak abai ketika kepercayaan publik dipertaruhkan.
“Jika memang ada kekeliruan dalam penyampaian Sekda, dewan wajib memanggil dan meminta penjelasan. Tapi kalau hanya bungkam, lalu untuk apa duduk di kursi legislatif?” tambah tokoh tersebut.
Kini, masyarakat Mesuji masih menanti suara lantang dari gedung dewan—bukan untuk kepentingan politik semata, tapi demi menjaga marwah pemerintahan yang bersih, transparan, dan berwibawa.(Red)

