Sorong
Kasus ajakan sexual yang di lakukan oleh oknum kepala bidang perikanan provinsi Papua barat daya, Semuel Konjol lewat catingan watsapp kepada seorang wartawati media barindo news.com dinilai berat sebelah alias tidak adil. Pasalnya Oknum pelaku Otak Birai tersebut terkesan di lindungi oleh penegak hukum di tubuh Polresta Sorong kota dalam hal ini bidang tindak pidana ringan (Tipiring). Kasus tersebut menjadi perhatian serius di berbagai kalangan masyarakat, dan menjadi trending topik gagalnya penegakan hukum di tubuh Polresta kota Sorong.
Awal mula terjadi pertemuan antara pelaku ajakan porno aksi Samuel Konjol dan korban ajakan seksual di kilometer 12 kota Sorong, usai berbincang bincang sebentar pelaku pun keluar dari areal kafe, kurang lebihnya 5 menit berselang pelaku Birai menghubungi korban, lewat catingan watsapp dan mengajak korban tidur bareng di kamar hotel. Namun dengan nada halus korban mengatakan akan melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian. Usai mendengar ungkapan korban, pelaku pun mendatangi Polresta kota Sorong dan melakukan aduan balik kepada korban, namun pelaku tidak begitu menyadari kalau korban tidak sendirian datang ke kafe tersebut akan tetapi bersama teman seprofesi wartawan.
Lucunya kinerja profesi seorang polisi pada kasus tersebut seakan berat sebela, bahkan perjalanan penyelidikan hingga sekarang, Semuel Konjol masih berkeliaran seakan tidak ada beban serta merasa bersalah. maka benarlah ungkapan sala seorang demonstran mahasiswa yang memperjuangkan teman mahasiswanya di pukuli oleh polisi saat melakukan aksi demo, moderator mengatakan KAMI TIDAK PERCAYA POLISI LAGI, ungkapan itu di sampaikan pendemo setahun yang lalu di depan kantor penegak hukum Polresta Sorong, dan penulis pun hadir di tempat itu menemani pendemo di bawa terik matahi yang suhunya begitu tinggi untuk meliput.
Lalu muncul pertanyaan apakah kasus porno aksi dan porno grafi yang menimpa wartawati barindo news.com lie lie Yana Asrul ada pergerakan untuk melakukan demonstrasi seperti dilakukan mahasiswa? Jawabannya tentu tidak, apakah Wartawan adalah profesi mulia bagi bangsa Indonesia? ya itu pasti, lalu bagaimana penanganan kasus ajakan porno aksi dan porno grafi yang di lakukan kepala bidang perikanan provinsi Papua barat daya, Semuel Konjol kepada wartawati Lie lie yana Asrul saat kartu nama identitas jati diri sebagai seorang wartawan di gantung pada dadanya, apakah ada perlindungan hukum?? jawabannya hingga saat ini penyidik Polresta kota Sorong seakan berat sebela, bahkan mendengar pandangan ahli sastra indonesia Drs,Krisnanjaya M.Hum dan ahli hukum Indonesia Dr Efendi Saragi SH.MH dengan melontarkan pernyataan kasus ajakan porno aksi dan porno grafi yang menimpa wartawati dan ibu rumah tangga lie lie Yana Asrul difonis kedua ahli otak kurang GIZI itu kasus tersebut tidak bisa di lanjutkan alias di hentikan.bahkan penyidik Polresta kota Sorong seakan menyetujui pernyataan menyesatkan itu dan menginginkan kasus itu di hentikan, saya sebagai seorang penulis yang berprofesi sebagai seorang wartawan yang begitu memiliki hak untuk di lindungi ternyata berbanding terbalik, dan penyidik terkesan melindungi pejabat dinas perikanan pemprov Papua barat daya, Semuel konjol ini kasus saya rasa bahwa aneh bin ajaib, ungkap Siber Refun kepada pihak redaksi media tempat ia bekerja.
Bukan cuma wartawan koran pengawas korupsi (cetak) dan Info pengawas korupsi Online itu merasa kasus Yana Asrul tidak mendapat keadilan, bahkan ketua umum persatuan pewartaw warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke, turun ke kota Sorong untuk mendorong agar kasus tersebut di tingkatkan menjadi laporan polisi, tapi apa boleh di kata pelaku ajakan porno aksi dan porno grafi sudah di tahan sebagai jaminan hukuman? Jawaban yang harus publik tahu adalah, Hingga saat ini pelaku belum di tahan dan masih berkeliaran di kota Sorong seakan tidak ada beban.
Wilson Lalengke pun meminta Kapolda Papua barat daya Brigjen Pol, Gatot Haribowo S.I.K, M.I.K untuk memperhatikan kasus yang menimpa wartawati barindo.new.com Yana Asrul bila perlu polisi yang menangani kasus tersebut di copot dari kursinya, sehingga tidak terkesan kasus wartawati tersebut di pelintir ke penafsiran yang salah, saya kan mendampingi yanan untuk membuat LP, kok kenapa Semuel konjol seakan di lindungi? ungkap Wilson seakan bertanya kepada wartawan.
Kalau profesi wartawan yang begitu di lindungi Undang undang saja tidak di sikapi, apalagi profesi kuli bangunan ya, kira kira mau di bawa kemana kasus kuli bangunan itu tutup Wilson 7 November 2025 sekitar 7: 59 WIB, Ungkapan Wilson itu seakan memberikan peringatan keras kepada kinerja Polresta kota Sorong agar kedepannya dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan adil bagi masyarakat yang mendiami kota tersebut.

